Wednesday, June 29, 2011

Senja untuk Rahma

Langit di atas Banda Neira nampak berwarna jingga.Sangat indah untuk senja yang kunikmati seorang diri.Semilir angin yang menerpa seluruh pori-pori membuatku merasa yakin inilah surgaku saat itu.Surga yang kutemukan sejak pertama kujejakkan kaki di pulau ini.Ajakan Hendy dan kawan-kawannya untuk menikmati pulau eksotik ini sangatlah sulit untuk kuhindari.Selain karena sejak dua tahun yang lalu aku memimpikan untuk dapat mengunjungi Banda,ijin cuti dari kantorpun telah kukantongi.Orangtua Hendy yang mempunyai fasilitas pesawat cassa dari bandara Pattimura Ambon membantu memperlancar perjalanan setelah penerbangan kami yang cukup jauh dari Jakarta.

Kususuri dermaga senja itu.Tanpa Hendy,Jon dan Danny yang sedang sibuk mengitari hotel dan melihat elang peliharaan Pak Deo,sang pemilik hotel tempat kami menginap.

Baru saja akan kuabadikan senja dengan kameraku tatkala kulihat sesosok perempuan muda berdiri di ujung dermaga.Kutebak usianya sekitar 25 tahun dengan wajah putih dan terlihat mulus,rambutnya hitam panjang terurai dan mengenakan gaun putih tanpa alas kaki.Agak aneh rasanya berdiri seorang diri sahaja di ujung dermaga dengan mengenakan gaun  panjang yang terus menerus melambai karena tertiup angin sore.Gadis itu terlihat sangat natural namun sedikit kuno untuk ukuran masa kini.
Aku masih menatapnya penuh kekaguman tatkala ia menoleh ke arahku dan akhirnya pandang mata kami beradu.Sejenak kuterperangah.Ia terlihat lebih cantik dengan senyum yang dilemparkannya kepadaku.Benarkah ia tersenyum padaku?Kutoleh kanan dan kiri,tak kulihat seorangpun di dekatku.Aha! pastilah benar senyum itu ia arahkan padaku.Kubalas senyumnya dengan sedikit menganggukkan kepala.Seperti ada daya magnet yang sangat kuat yang membuat langkahku akhirnya menuju ke arahnya.
"Sendiri?" Bodohnya pertanyaanku!Tentu saja ia sendiri seperti yang kulihat.
"Ya.kamu?" Ya Tuhan...gadis ini memiliki suara merdu yang rasanya baru pertama kali kudengar sepanjang hidupku.
"Emmm...iya,sebetulnya aku datang ke Banda bersama teman-temanku,tapi mereka masih berada di hotel.Kamu sendiri?"

" Aku tinggal di sini,"
" Di sini?Di Banda?" Gadis itu mengangguk.
Surprise!Ternyata di Banda aku menemukan gadis secantik dia.Wow,aku harus mengenalnya!Setidaknya gadis ini bisa kujadikan teman yang mungkin saja bisa memberikan info yang lebih banyak tentang pulau Banda.Lagipula aku ingin mematahkan anggapan Rita mantan kekasihku,bahwa aku takkan menemui perempuan yang lebih cantik darinya.Rita sendiri memutuskan cinta kami dua minggu sebelum keberangkatanku ke Banda.Di antara kami memang sudah tak ada kecocokan lagi.Berulang kali kami putus nyambung karena hal-hal kecil yang seringkali diributkan oleh Rita.Terakhir kali bertemu ia malah meributkan soal waktuku yang akhir-akhir ini kurang untuknya karena pekerjaanku yang sangat menyita waktu.Rita marah besar dan setengah menyumpahi ia berkata," Nick,jika kamu terus-terusan begini mana ada perempuan yang mau kamu jadikan pacar?Lagipula,di mana kamu akan temukan perempuan yang lebih cantik dariku?" Aku yang sedang emosi akhirnya menjadi geli mendengar perkataan Rita pada waktu itu.Ah,sudahlah.Kuanggap itu sudah berlalu.Di hadapanku kini ada seorang gadis cantik yang lebih menyita perhatianku dibanding mengingat-ingat Rita.

"Aku Nicko," Kuulurkan tangan ke arah gadis itu.Telapak tangannya terasa lembut menyentuh telapak tanganku.
"Rahma,"
"Nama yang bagus," Rahma kembali tersenyum.
"Di mana kamu tinggal?"
"Di sana," Ia menunjuk jauh ke arah Timur kami.
"Oya,Nick,kamu berencana kemana saja selama di pulau ini?" Rahma bertanya dengan suara merdunya.Oh Tuhan,aku semakin jatuh cinta pada suaranya,selain pada wajah cantiknya tentu saja.

"Aku sendiri belum tahu,Pak Deo,pemilik hotel yang akan mengatur itinerary kami.Apa kamu bisa menunjukkan tempat mana saja yang bagus di sini?" Kulihat Rahma kembali melemparkan senyumnya.
"Sunset akan luar biasa indahnya bila dinikmati dari benteng Belgica," Tiba-tiba saja dengan mata berbinar ia berkata.
"Benteng Belgica?Bisakah kamu mengantarkanku ke sana?" Ia mengangguk kecil masih dengan senyum tersungging di bibirnya.
"Kita naik sepeda?"Aku menawarkan Rahma untuk membonceng sepeda yang kusewa dari hotel dan kuletakkan di pinggir dermaga.
Kukayuh sepeda dengan cepat seolah tak ingin kehilangan momen di benteng Belgica saat sunset.Sepanjang jalan kami mengobrol sambil sesekali ia lontarkan canda dan tertawa.Rupanya Rahma tak hanya ramah,ia juga bisa bercanda.Setelah beberapa menit Rahma yang bertindak sebagai penunjuk jalan akhirnya menyentuh pundakku."Kita stop di sini,"
Wow,inikah benteng Belgica?Benteng yang masih berdiri megah ini nampak berkharisma dan seolah memiliki misterinya tersendiri.Benar apa kata Rahma,dari atas benteng itu bisa kusaksikan sunset yang sangatlah indah.
Gunung vulkanik di seberang pulaupun terlihat dari sini.Aku mulai beraksi dengan kameraku.Sesekali kuambil secara diam-diam gambar Rahma yang sedang memandang ke arah yang lain.Rambutnya yang hitam terurai serta gaunnya yang panjang tertiup angin sangatlah sulit untuk tidak kuabadikan.
"Nick,banyak tempat menarik di pulau ini yang harus kau datangi,"
"Hmmm...bisakah kau ikut dengan kami besok berkeliling?"
 "Kita lihat saja nanti Nick,namun jika aku tak dapat bergabung dengan kalian,kamu bisa usulkan beberapa tempat bagus kepada Pak Deo,salah satu yang harus kamu datangi adalah belakang gunung api untuk snorkeling.Soft coralnya sangatlah cantik dan coral-coral di sana terbentuk dari sisa  lava gunung merapi yang meletus pada tahun 1988,"
"Oya?Terus mana lagi,Rahma?" Akupun mulai mendengarkannya dengan antusias.
"Kamu juga bisa datangi pulau Ai,dan dalam perjalanan ke sana jika beruntung akan kamu temui lumba-lumba yang berenang dengan bebas.Pulau Hatta,pulau Nailaka,pulau Lontar,ahhh banyak sekali tempat indah di sekitar Banda," Nampak binar-binar di matanya saat menceritakan beberapa tempat menarik di kepulauan Banda,mungkin sama berbinarnya dengan mataku yang terpukau oleh kecantikan Rahma.
"Jangan lupakan pula  Rumah pengasingan Bung Hatta,benteng Nassau,Istana Mini,Tugu kemerdekaan dan gereja tua," Aku semakin bersemangat mendengarkan informasi yang penting ini dari Rahma.
"Terus..." 
"Maaf Nick,sudah malam,aku harus kembali..."Tiba-tiba saja Rahma seperti diburu oleh sesuatu sesaat sebelum ujung hidungku menyentuh rambut wanginya yang diterbangkan angin.Kulihat pipinya merona tatkala wajah kami kemudian hanya tinggal berjarak sejengkal saja satu sama lain.Belum sempat kami lanjutkan percakapan dan masih banyak pertanyaanku tentang Banda juga kekagumanku akan kecantikannya namun Rahma setengah berlari kecil meninggalkanku.Gaunnya yang melambai tertiup angin seolah mengucapkan salam perpisahan yang sangat mendadak ini.Akupun tak kuasa mencegah."Akankah kita bertemu lagi?"Setengah berteriak aku bertanya.Kulihat dari kejauhan Rahma hanya melambaikan tangannya.


Baru pukul setengah delapan malam,namun hotel kecil yang kuinapi terlihat sepi.Kulihat Hendy,Jon,Danny dan Pak Deo sedang duduk-duduk di beranda saat aku baru saja tiba dan menyandarkan sepeda di dekat pagar.
"Hei Nick...kemana saja kamu?Kami mencarimu sesore ini," Suara Hendy terdengar begitu kuatir.Ah,aku kan bukan anak kecil lagi yang harus dicari-cari.
"Kami sedang membicarakan jadwal perjalanan kalian besok," Pak Deopun bersuara. "Beberapa tempat yang dapat kalian kunjungi antara lain..."
"Benteng Belgica,pulau Ai,Pulau Hatta,Istana Mini...."Kupotong kalimat Pak Deo dengan bangganya. Ya,aku pasti satu-satunya di antara kawan-kawanku yang telah mengetahui tujuan perjalanan kami esok.
"Bagaimana kamu bisa tahu semuanya,Nick?" Setengah melongo Jon berkata.
"Tentu saja,aku telah mendapatkan informasi dari seorang gadis cantik yang tadi mengantarkanku ke benteng Belgica,namanya Rahma.Kalian pasti tak percaya...rasanya aku telah jatuh cinta lagi!"
Kulihat ketiga temanku tertawa kecil.
"Yakin,Nick?"
"Ah,kalian..."

"Kita lihat saja.Kalau Rahma yang kau ceritakan itu esok muncul lagi kami baru akan percaya," Danny berkata seolah mengejekku.

"Oke,"Akupun hanya membalas tantangannya dengan senyum.Malam itu aku terus memikirkan dan mengingat semua yang ada didiri Rahma.Benarkah aku jatuh cinta?Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?

***
Sehari.Dua hari.Tiga hari telah kami lewatkan dengan mengitari pulau Banda dan sekitarnya.Rasanya hampir semua tempat telah kami kunjungi.Semua tempat yang pernah Rahma ceritakan juga padaku.Keelokan alam seperti yang pernah digambarkannya membuatku jatuh cinta pada pulau ini.Namun sayang sampai pada waktunya kami berempat harus meninggalkan pulau Banda yang menakjubkan ini,tak pernah lagi kutemui sosok cantik Rahma yang pernah kukenal.Akhh...dimana dia?Gadis tercantik yang pernah kutemui di pulau Banda dan meninggalkan sekeping rasa di dada ini.Haruskah kumencarinya kembali??
"Nick,ayo berangkat,"Suara Hendy mengingatkanku untuk segera meninggalkan hotel dan menuju bandara kecil di pulau ini.
"Rahma?" Seolah tahu yang kupikirkan Hendy bertanya.
"Come on,Nick.Waktu kita terbatas.Ijin dari kantormu tak bisa diperpanjang,kan?" 
Aku hanya mengangguk.Anggukan seorang lelaki yang rasanya baru saja patah hati.
"Hen, bisakah kita kembali kesini suatu saat nanti?" 
"Tentu saja,kenapa tidak?"
Ya,aku ingin kembali ke Banda Neira.Pulau yang telah memendarkan sejuta pesonanya padaku.Juga cahaya kecantikan seorang gadis yang kelak pasti akan kutemukan kembali disini.Rahma.Aku ingin mempersembahkan sebuah senja padanya,senja yang akan membalas senja yang indah yang pernah ia berikan untukku di benteng Belgica.Rahma,tunggu aku kembali!

No comments:

Post a Comment