Monday, June 27, 2011

DENDAM

"Linda,maafkan aku...kita tak mungkin bisa bersama lagi," Arya berkata lirih.Suaranya hampir tenggelam diantara alunan musik di cafe Rossana malam itu.
 "Arya...." Aku tercekat dan tak mampu meneruskan kata-kataku.
"Merry,istriku,mulai mencurigai ada sesuatu diantara kita.Kemarin malam ia membuka ponselku dan menemukan smsmu..."
"Tapi...kita..." Belum selesai kalimat kuucapkan tiba-tiba Arya beranjak dari kursinya dan hanya menepuk kecil pundakku.Ia berlalu tanpa menyelesaikan percakapan kami.


Tubuhku bergetar hebat.Butiran air mulai menggenang dan akhirnya jatuh melewati kedua pipi.Tangan kananku mengepal diantara rasa geram dan kesedihan luar biasa.
"Bajingan!" Desis itu yang akhirnya keluar dari mulutku.
Ya.Setidaknya saat itu hanya Arya yang pantas kusebut lelaki bajingan.Pria beristri dan sekaligus ayah seorang anak yang pernah kucintai dengan seluruh jiwa itu akhirnya meninggalkanku begitu saja.Ia meninggalkanku dengan ribuan kata rayuan,sanjungan atau apapun itu namanya yang pernah ia berikan untukku,juga puluhan barang yang pernah dikirimnya dengan sederet kata cinta.Yang paling menyakitkan,ia meninggalkanku setelah menggauliku ratusan kali yang katanya adalah ungkapan cinta terindah darinya.Kini haruskah aku menyerah setelah kuserahkan segalanya pada Arya?? Tidak!! Rasanya aku tak rela.Seujung kukupun tidak.


***

Kupandang rumah bercat hijau itu lekat-lekat dari seberang jalan.Tenda dan ratusan kursi berjejer di halaman.Beberapa wanita berkerudung hitam dan lelaki berkopiah memasuki halaman rumah tersebut dengan wajah sedih.Beberapa diantaranya telah duduk tanpa mengeluarkan suara dideretan kursi di teras.Sayup-sayup dari dalam rumah terdengar alunan surat yassin yang dikumandangkan dan sebuah  tangisan yang sangat menyayat hati.Ya,itu suara tangis Merry,istri Arya yang sedang menangisi jenazah suaminya.Suami yang dicintainya selama ini mendadak terkapar di kamar mereka tadi pagi.Arya kejang-kejang,mulut,hidung dan telinganya mengeluarkan darah yang hitam mengental.Ia meninggal meski tak diketemukan satupun penyakit dari dalam tubuhnya.Dari seberang rumah Arya,senyum lebarkupun terkembang.

No comments:

Post a Comment