Tuesday, June 28, 2011

Suatu hari bersama Tea

"Hanya kamu yang mengerti aku," Tea membuka suara sambil memandangku.
Ah!Akhirnya ia berbicara juga setelah berjam-jam hanya terisak dan mengelap air matanya dengan berlembar-lembar tissue.
"Tommy memang brengsek!Ia sama sekali tak pedulikan perasaanku!"Aku hanya terdiam.

"Kamu tahu kan, bagimana aku sangat mencintainya?Setia padanya,patuh pada perintahnya,memenuhi kebutuhannya...sampai-sampai aku tak punya waktu untuk diriku sendiri..." Suara Tea mulai meninggi.

Aku tak tahu apakah aku harus berbicara atau tidak,yang pasti aku sangat tahu perasaan Tea.Perasaan seorang wanita yang dikhianati oleh suaminya.Tommy,suami Tea yang mengaku sangat mencintai Tea ternyata berselingkuh dengan Andrea,tetangga sebelah rumah.Andrea memang sexy,kulitnya putih mulus,rambutnya  panjang terurai ditambah senyuman yang selalu tersungging diwajah membuat  hati lelaki manapun yang melihat pasti akan runtuh dan tertarik kepadanya.Aku sendiri pernah memergoki mereka berdua bermain mata di depan rumah saat Tommy akan berangkat kerja.Andrea yang saat itu terlihat pula akan bepergian dengan mobilnya tampak melemparkan senyum penuh arti ke arah Tommy.Aku mulai curiga ada sesuatu diantara mereka.Kecurigaanku bertambah tatkala suatu hari Tea sedang belanja ke supermarket dan kupergoki Tommy buru-buru masuk ke rumah Andrea sambil menengok ke kanan dan kiri seperti takut ketahuan orang lain.Tommy tak pernah tahu bahwa aku mengintip segala tindak-tanduknya saat itu dan aku sendiri tak kuasa untuk menceritakan kejadian tersebut kepada Tea.


Hari ini,dua bulan sejak kejadian Tommy memasuki rumah Andrea dengan buru-buru itu kutemukan Tea sedang terisak di sudut kamar.Di sampingnya tergeletak salah satu ponsel Tommy yang tertinggal secara tak sengaja di rumah saat Tommy berangkat kerja.Tea menemukan bukti-bukti perselingkuhan Tommy dan Andrea.Jam-jam kencan mereka,restoran tempat mereka bertemu dan hotel mana saja tempat mereka memadu cinta terlarang itu.Sudah berjam-jam Tea tak beranjak dari sudut kamar.Aku yang menemaninya hanya terduduk di depan Tea.Aku benci dan geram dengan kelakuan Tommy.Ah,mengapa Tommy tak kunjung datang juga?Aku merasa hari ini waktu berjalan begitu lambat,tak sabar lagi rasanya ingin melihat Tommy lalu kucakar-cakar seluruh wajah serta tubuhnya!

"Aku sudah putuskan!" Tiba-tiba Tea beranjak dan kemudian mengambil sebuah koper besar yang terletak diatas lemari.Dimasukkannya baju dan beberapa barang miliknya ke dalam koper.Aku mulai bingung dengan tingkah Tea.Akan kemanakah ia? Lalu...bagaimana denganku?

Seperti tahu apa yang sedang kupikirkan iapun mengelusku dengan lembut kemudian menggendong dan menempelkanku di atas bahunya dengan perlahan dan berkata," Pus,kita pergi dari rumah ini ya?Kita pulang ke rumah orangtuaku,"

No comments:

Post a Comment