Thursday, March 22, 2012

MIMPI

“Astri,tetaplah bersamaku ,” bisik Dika sambil mengenggam tanganku.Jarinya kemudian beralih mengelus anak rambutku.Bibirnya mengecup pipi kananku,hidungku dan kemudian beralih ke bibirku.
“Dik…” “Ssstt…” Dika kemudian membungkamku dengan ciumannya.Ciuman yang hangat kemudian berubah menjadi basah dan membuatku hanya mengikuti setiap geraknya.Ia lumat setiap jengkal tubuhku.Aku tak bisa berkata-kata.Keringat membasahi kami.Kubiarkan Dika membuka satu persatu kancing bajuku.Kamipun bertelanjang dada kemudian menjadi tanpa sehelai benang  suatu  malam dalam satu ruang.

 Dika.Lelaki tampan bermata teduh itu tiba-tiba saja hadir dalam hidupku.Seperti  angin yang menghembuskan sejuk tetiba menelusup ke seluruh pori-pori tubuhku.Aku terpana,bergetar dan menginginkannya.Dika berubah menjadi sesuatu yang kucandu,padahal aku tak mengenalnya seperti aku mengenal mantan kekasihku yang dulu.Ah,siapa dia.Bukan aku tak mau tahu,tapi aku tak mampu.

 Aku selalu terpaku setiap kami bertemu.Apa yang hendak kutanya maupun katakan selalu hilang dalam pelukan lelaki tampan itu.Aku terkunci dalam ciuman membara.Kemudian ku tak sadar meski ada rasa senang yang menjalar.

“Dika,apakah kamu mencintaiku?” kuberanikan diri bertanya sebelum kami kembali berbagi rasa di ranjang.
“Jangan tanyakan itu,”
“Tapi…kita sudah jauh melangkah…”
“Bisakah kita saling berbagi meski tak usah mengucapkan….”
“Cinta??” potongku segera.
“Aku lelaki yang patah hati,Astri.Hatiku telah mati.”
“Tapi kau menginginkanku,”kutatap erat matanya.Mata yang membuatku tergila-gila dan lupa.
“Kita sama-sama membutuhkan rasa ini,”Dika kembali meraih tubuhku.Merabaku.Mengelusku.Menciumiku.Percakapan berakhir.Aku kembali tersihir.

Lelaki Tampan bernama Dika.Kekasih yang menawarkan misteri.Aku terpatri.Ingin dicintai dengan sepenuh hati.Meski lelah jiwa ini.Bertanya namun tetap tak menemukan arti.

“Dika…”
“ Ya sayang,”
“Kenalkan aku dengan duniamu,”
“Apakah itu perlu jika kita selalu bisa bersatu?”
“Aku mau lebih…”
“Astri,biarkan aku hanya menjadi kekasihmu yang boleh kau candu dan kau mau tapi jangan menuntut cintaku karena ia sudah pergi bersama waktu…”
“Dika….” Sebulir air mata menetes mengenai dada bidang yang lembut.Aku tak mampu lagi menyebut.Mataku berkabut.Hatiku kusut.


Aku dan Dika,lelaki tampan yang patah hati merajut  malam di antara kerlip gemintang dan kerlingan bulan.Kami  menyatukan raga dan jiwa tanpa tahu kemana semesta kan membawa.Ketika langit berubah warna dan mentari menawarkan hangat iapun mengembara entah kemana.Aku yang kehilangan hanya bisa mengingatnya lalu memanggil dalam jiwa,” Dikaaa…Dikaaaaa….lelaki patah hatiku yang tampan,akankah kau kembali datang nanti malam?Kunanti dirimu di ambang mimpi kita.Temani aku berdansa di gelapnya malam.Dikaaaaaaaa…….”

Aku terbangun.Menyeka peluh.Menyimpan mimpi di relung jiwaku yang merindu.

2 comments: